TAPUT.WAHANANEQS.CO, Pahae Jae - Aksi kelola sampah plastik oleh Kapolsek Pahae Jae AKP Hitler Hutagalung, Layak diapresiasi karena pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berkelanjutan.
Kegitan Kapolsek Pahae Jae ini tergabung dalam Aksi Kelola Sampah Kita ( AKSATA), yang merupakan gerakan aksi nyata dalam pengumpulan, pemilihan, dan pengolahan sampah. Melibatkan masyarakat luas sebagai ekosistem solusi cerdas dalam pengolahan limbah plastik. Rabu (25/06/2025).
Baca Juga:
CSR Sarulla Operation LTD Dukung PKK Penenun Ulos di Desa Sigurunggurung, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan Pelestarian Budaya Lokal
Mereka tergabung dalam organisasi kecil " Aksata Tapanuli Community" yang saat ini baru beranggotakan 15 orang, terinspirasi oleh Bapak Prof M Badawi sejak tiga tahun yang lalu, namun baru mulai berani melangkah di Tapanuli pada bulan Oktober 2024.
Menjaga kebersihan lingkungan dengan pengolahan sampah yang baik di darat maupun di perairan, membuat lingkungan bersih membantu mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh sampah plastik, membantu melestarikan lingkungan serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan ekonomi sirkular.
Aksi peduli lingkungan ini juga telah diajarkan dari dini oleh Pak Kapolsek Hitler Hutagalung kepada kedua putri kesayanganya, Keisha Hutagalung. 8 Tahun, Fayola Hutagalung 6 Tahun.
Baca Juga:
Wakil Dupati Tapanuli Utara Jadi Narasumber Kuliah Pakar Prodi DIII Kebidanan Taput
Kapolsek Pahae Jae AKP Hitler Hutagalung bersama dua putrinya sedang memilah sampah plastik untuk dikelola.
Selain mendukung lingkungan yang bersih aksi ini juga bisa jadi Duit Ajar beliau kepada 2 Putrinya, agar semakin peduli akan kebersihan lingkungan sekitarnya.
National Geographic menemukan bahwa 91 % dari semua plastik yang pernah dibuat tidak di daur ulang, bisa kita bayangkan lamanya proses penguraian membutuhkan 400 tahun untuk dapat terurai.
Berdasarkan data Indonesia National Plastik Action Partnership yang dirilis April 2020, sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunya, sekitar 620 ribu ton akan masuk mencemari Sungai, Danau dan Laut.
Untuk saat ini sampah Plastik yang dikelolah daur ulang oleh Kapolsek Pahae Jae terdiri dari kemasan botol minuman mineral dan botol oli, dikumpulkan dari masyarakat di Tapanuli Utara terkhusus Kecamatan Pahae Jae dengan harga Rp 2500/Kg, selanjutnya dibawa ke gudang pengumpulan, pembersihan, pencacahan Di Desa Silando Tapanuli Utara.
"Kita hanya sampai batas mencacah saja, belum mampu untuk menjangkau produk jadi hasil olahan karena biayanya belum dapat kita jangkau untuk membeli mesin dan peralatanya, begitu ungkap beliau saat sarapan pagi bersama awak media di sebuah warung makan di pasar sarulla.
Beliau juga sangat berharap Aksata Tapanuli Community mampu menjadi komunitas yang berdampak bagi pelestarian lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam pengolahan sampah.
Dengan Misi :
- Menjadi solusi masalah global mengurangi limbah palstik
- Mendukung Pelestarian Alam di daerah kawasan Danau Toba, dimana pemerintah sudah menetapkan Danau Toba menjadi salah satu dari 5 Daerah Pariwisata Super Prioritas.
- Berpartisipasi dalam pengolahan sampah plastic yang berdampak pada kepedulian terhadap lingkungan.
- Mendukung profil belajar Pancasila dalam memiliki kemampuan gotong-royong yaitu kolaborasi, kepedulian dan berbagi
- Menumbuhkan jiwa kewirausahaan berbasis lingkungan.
- Menciptakan ekosistem komunitas "Aksatarian" Peduli terhadap sampah plastik di sekolah dan lingkungan sekitar.
[Redaktur: Tohap Simaremare]