Menurut Bupati, keberadaan SPPG harus memberikan dua dampak utama, yaitu pemenuhan gizi anak-anak serta penguatan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan perputaran dana harian yang cukup besar, program ini diharapkan menimbulkan efek berganda (multiplier effect) bagi sektor pertanian, peternakan dan perdagangan di Kecamatan Pahae Julu dan sekitarnya.
Selain menyoroti aspek ekonomi, Bupati juga menekankan pentingnya kebersihan dan higienitas dapur serta makanan. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk membantu dan menelaah aspek higienitas di seluruh SPPG. “Saya titip pesan kepada semua yang bekerja di sini: jaga kebersihan dan lakukan yang terbaik, karena penerima manfaat adalah masyarakat kita sendiri. Satgas hadir untuk membantu memastikan standar higienitas terpenuhi, bukan untuk menghalangi,” tegasnya.
Baca Juga:
Ketua FRIC Jambi: Masih Banyak Yang Harapkan MBG, Tolong Jaga Mutu dan Higenis
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menargetkan 100 persen penerima manfaat MBG di seluruh wilayah dapat terlayani pada tahun 2025. SPPG ‘Marsiurupan’ diharapkan menjadi pioneer dan ‘role model’ bagi SPPG lainnya. Ke depan, sasaran program akan diperluas tidak hanya bagi anak sekolah, tetapi juga anak baru lahir, ibu hamil dan kelompok rentan gizi lainnya.
Acara peresmian ditutup dengan pengguntingan pita serta peninjauan langsung ke area dapur oleh Bupati JTP Hutabarat, yang turut mencicipi menu makanan hari itu untuk memastikan kualitas dan cita rasanya.
[Redaktur: Tohap Simaremare]