TAPUT.WAHANANEWS.CO, Pagaran – Pembangunan dan rehabilitasi gedung SD Negeri 177666 Simamora, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, diduga asal-asalan. Padahal, proyek senilai Rp432.438.050,00 yang bersumber dari APBN 2025 itu seharusnya menjadi sarana penting bagi peningkatan mutu pendidikan.
Pembangunan Revitalisasi sekolah yang terkesan asal jadi, sering terjadi karena minimnya pengawasan, penyalahvunaan dana, penggunaan material tidak sesuai spesifikasi serta kurangnya transpransi dan akuntablitas.
Baca Juga:
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Gelar Rakerda Ahir Tahun 2025, Cabang Kejaksaan Tapanuli Utara Tirima Penghargaan
Menurut pantauan di lapangan, pekerjaan revitalisasi sekolah tersebut terkesan asal jadi yang terdiri dari satu unit gedung baru diduga perpustakaan dan rehab perumahan guru serta MCK. Hari ini terpantau Jumat (12/12/2025).
Untuk pembangunan baru diduga perpustakaan terlihat selaser depan, belakang, samping kiri dan samping kanan hanya dipkester kasar. Begitu juga rehap perumahan guru bahagian kusen pintu, kusen jendela, daun pintu utama, pintu kamar, pintu dapur, pintu kamar mandi tetap memakai bahan lama ulaupun sudah terlihat lapuk dan kropos, dinding kamar terbuat dari triplek tipis bahkan ada triplek sisa, bahagian selaser depan belakang, samping kiri, samping kanan tidak pakai keramik hanya diplester kasar, bahaginan hendel pintu jendela tidak berfungsi, cat dinding tidak merata maka boleh disebut terkesan asal jadi.
Untuk pengerjaan rehab perumahan itu sendiri hanya mengganti atap makai seng, Plafon sementara kuda-kuda masih menggunakan kanal serta reng lama dan layang – layang yang tidak di plaster. Jadi terpantau hanya pergantian lantai, atap dan cat, Material semen yang dipakai pun didominasi merek kelas bawah.
Baca Juga:
Kades Siborongborong II Serahkan 7 SK Bupati Perpanjangan Masa Jabatan BPD Siborongborong II
Hal serupa terjadi pada pembangunan MCK sekolah tidak rapi, tembok, cat, pintu, stapel, kloset duduk, jangan-jangan setelah pemakayan kloset terjadi penyumbatan karena terkesan asal jadi.
Jadi pembangunan perpustakaan baru, MCK dan rehab perumahan guru yang menelan ratusan juta dikerjakan seadanya, hanya mengganti kusen, jendela, keramik, atap, dan plafon. Seorang warga mengaku marga Sirait, ternyata suami dari pada kepala sekolah mengatakan, sangat terkesan kecewa melihat kualitas pekerjaan P2SP penanggungjawab tentang kerapian, "Saya sangat kecewa mari kita lihat kedalam perumahan ini, hasilnya sangat mengecewakan, untuk itu saya minta agar hal ini ditulis di media lae nantinya, ujarnya kesal.
Sementara P2SP dihubungi melalui telepon genggamnya mengatakan, “Kalau di sini, lae, kami hanya pekerja. Material dibeli pihak sekolah. Seluruh bahan material beliau yang belikan,” ujarnya.
Pemerhati pembangunan Tapanuli Utara Edys Sihombing mengatakan, pengerjaan revitalisasi itu juga tidak ada pengawas lapangan hanya ada pengawas konsultan saja yang dari Tarutung yang hanya sesekali datang.
“Kalau untuk lapangan pengawas nya gak ada bang, pada hal dikepanitiaan Revitalisasi ini pihak kejaksaan ada juga pengawas dari Tarutung, itu juga loncat - loncat bang".
Sesuai aturan, pelaksanaan proyek seharusnya dilakukan oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP), dengan kepala sekolah hanya bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK).
Namun, faktanya P2SP diduga dijadikan formalitas, sementara pelaksanaan sepenuhnya dikendalikan pihak sekolah.
Di lokasi, didug ruang laboratorium satu ruangan yang belum di ketahui kegunaanya tidak ada papan informasi nya. Edys menambahkan, mekanisme swakelola, S2SP melaksanaan sepenuhnya ditangani oleh sekolah, bukan pihak ketiga, dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan.
Pembentukan Tim P2SP: Sekolah membentuk Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) yang terdiri dari unsur sekolah dan masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengelola pembangunan.
Partisipasi masyarakat, masyarakat memiliki peran kunci dalam pelaksanaan teknis dan pengawasan proyek revitalisasi.
Transparansi dan Akuntabilitas, sekolah bertanggung jawab penuh atas penggunaan anggaran secara transparan dan akuntabel.
Tujuan Revitalisasi Peningkatan Sarana dan Prasarana, memperbaiki dan mengembangkan fasilitas pendidikan seperti ruang kelas, laboratorium, dan toilet.
Menggerakkan ekonomi lokal, partisipasi masyarakat dalam revitalisasi dapat menggerakkan perekonomian warga sekitar. Ujarnya. Jadi sampai berita ini diturunkan pihak-pihak yang berkompeten belum dapat dihubungi.
[Editor: Eben Ezer S]