Dengan semakin banyak lahirnya penulis, pembaca, dan komunitas literasi, maka semakin kokoh pula pondasi peradaban di daerah kita,” ujar Deni Lumbantoruan.
Beliau juga menekankan pentingnya literasi di era digital. Literasi, menurutnya, bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga literasi digital, literasi informasi, hingga literasi budaya.
Baca Juga:
Warnai Pakter Tuak di Siborongborong, Pelayan Wanita-Wanita Seksi
“Anak-anak kita harus mampu memilah informasi, berpikir kritis, dan tidak mudah terpengaruh hoaks. Buku tetap menjadi media terbaik untuk menumbuhkan kedalaman berpikir,” tambahnya.
Acara ini diharapkan menjadi inspirasi untuk lahirnya penulis-penulis baru dari Tapanuli Utara. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis sejarahnya sendiri. Mari mulai menulis gagasan, pengalaman, bahkan mimpi kita,” tutup Wakil Bupati.
Bedah buku yang digagas Huta Art Space ini juga mendapat dukungan dari penerbit Elex Media Komputindo dan diwarnai dialog hangat antara penulis, narasumber, serta para peserta.
Baca Juga:
Monitoring Program PKK di Taput, Bupati Tekankan Sinergi Untuk Pemberdayaan Keluarga
[Redaktur: Tohap Simaremare]