Sejumlah OPD yang terlibat mengikuti pansus, ketika dimintai pandangannya tentang hasil kunjungan pansus, namun tak satupun membarikan jawaban.
Warga Oppel Simanjuntak mengatakan, ahir-ahir ini warga selalu merasa was-was dimana bila warga masuk keareal lahan tanaman kemenyan, warga sering melihat gerak-gerik drawon terbang diatas, seakan-akan memantau warga nelakukan kegiatan dilahan kemenyan, ujarya.
Baca Juga:
Dukung Program Ketahanan Pangan, Lapas Kelas IIB Siborongborong Tanam 1.500 Terong Ungu
Ketua LSM ICF S Martua Habeahan, menyikapi kunjungan kerja pansus pada hari Sabtu (21/06/2025), mengatakan Pansus sebaiknya harus terbuka menyampaikan pandangannya pada warga, apa dan bagaimana sebabnya terjadi perselisihan warga dengan TPL dilahan tabah adat tersebut, ungkapnya.
Ditempat terpisah Pemerhati lingkungan hidup Arfan Saragi ketiga dimintai tanggapannya tentang kunjungan pansus dilokasi yang dipersengketakan mengatakan, pansus DPRD Taput yang terbentuk dan sudah mengunjungi lahan tanah adat yang bersengketa, sebaiknya memberikan masukan pada warga tentang hasil kunjunganya.
Sebab sengketa tanah adat dengan PT TPL sudah mengganggu kehidupan warga mencari nafkah di daerahnya sendiri, akibat ulah Security dibulan yang lalu.
Pada hal pansus DPRD Taput diduga dibiayai uang rakyat melalui APBD, ucapnya.
Baca Juga:
Delegasi Belanda Terpukau Pesona Hutaginjang
Kunjungan kerja ini menjadi langkah penting untuk menunjang pemahaman dan mendukung aduan warga tentang tanah adat yang bersengketa, serta menjamin kenyamanan warga dalam melakukan kegiatan dilahan warga.
[Editor: Eben Ezer S]