TAPANULI UTARA.WAHANANEWS.CO, Siborongborong - Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara (Sumut) Manaek Hutasoit mengaku sangat kecewa atas lambannya pendistribusian pupuk bersubsidi kepada para petani di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), sehingga masih banyak yang belum terserap oleh petani.
Padahal setiap musim pemupukan tiba, para petani kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi."Pada tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Taput dan Humbahas ditetapkan sebesar 29.802,948 ton. Jumlah ini meningkat sekitar 14.461,658 ton dari alokasi tahun sebelumnya (2023) sebesar 15.341,236 ton, atau mencapai 37,75 persen dari total kebutuhan pupuk bersubsidi di daerah tersebut yang diperkirakan mencapai 44.694 ton," ujar Manaek Hutasoit kepada wartawan, Rabu (18/12/2024) melalui telepon dari Medan.
Baca Juga:
Polres Taput Laksanakan Apel Gelar Ops Lilin Toba 2024, Siakan 7 Pos Untuk Malayani Pemudik Nataru
Menurut politisi Partai Golkar ini, dari total alokasi pupuk bersubsidi tersebut, pupuk urea mencapai 13.532.000 kg, pupuk NPK 15.666.000 kg dan NPK Formula Khusus 604.948 kg, sehingga petani menganggap jumlah tersebut masih sangat kurang, karena setiap masuk masa pemupukan, tetap terjadi kelangkaan di pasaran.
Padahal, tambah Manaek yang juga anggota dewan Dapil wilayah Tapanuli ini, di penghujung tahun anggaran, masih ada sekitar 7000 ton pupuk NPK dan 3000 ton pupuk urea di Taput yang belum terserap oleh petani, sehingga dipastikan akan tidak tersalurkan di tahun 2024 yang tinggal beberapa hari lagi.
Begitu juga jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan ke Humbahas pada tahun 2024, sebanyak 15.091 ton, yang terdiri dari, Pupuk Urea 8.462 ton, NPK 6.422 ton dan pupuk NPK Formula Khusus mencapai 207 ton, yang diharapkan dapat membantu para petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian di wilayahnya masing-masing."Tapi yang paling mengecewakan, dari jumlah pupuk yang disalurkan, hingga saat ini masih banyak yang belum sampai ke petani, terbukti hingga menjelang akhir tahun ini ada sekira 7000 ton pupuk Ponskha dan 2.300 ton pupuk urea yang belum didistribusikan kepada para petani yang sangat butuh pupuk di Humbahas.
Baca Juga:
Perayaan Natal SD Negeri 173275 Hariara di Gelar di Gereja HKI Hariara Silaban
"Yang menjadi pertanyaan, sisa kuota pupuk yang belum terserap di akhir tahun ini, kemana disalurkan apakah langsung kepada petani yang membutuhkan atau disatukan nantinya dengan jatah pupuk bersubsidi di tahun 2025," tandas Manaek Hutasoit sembari meminta distributor dan pengecer agar bergerak cepat menyalurkannya.
Atas dasar itu, tambah politisi senior ini, pihaknya mendesak para pengecer dan distributor pupuk bersubsidi untuk menyalurkan pupuk secara tepat waktu dan tepat sasaran kepada kelompok tani atau petani yang terdaftar sesuai dengan e-alokasi yang telah ditetapkan.
Selain itu, Manaek juga meminta Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Taput dan Humbahas melakukan monitoring pendistribusian pupuk dari distributor ke kios, dengan pengawasan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan bagi petani yang ingin menebus pupuk diharuskan menunjukkan identitas diri dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) guna memastikan penyaluran tepat sasaran.
Pantawan WAHANANEWS.CO, masyarakat Anggota kelompok tani di Desa Siborongborong II, Kecamatan Siborongborong melalui mantan ketua kelompok tani Berdikara mengatakan, sangat kecewa atas pendistribusian pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK Poska untuk tahun 2024 masih mendapat jatah 2 zak NPK Poska x 20 orang = 40 zak, pada hal diahir tahun ini sudah masa musim tanam padi di seluruh desa, pupuk bersubsidi belum juga ada tandatanda pendistribusiannya ke anggota kelompok tani, ujarnya diamini para anggota kelompok tani lainnya.
[Editor: Eben Ezer S]